panjikendari.com Gedung Tower Bank Sulawesi Tenggara (Sultra) telah berdiri megah di tengah Kota Kendari. Bangunan dengan konstruksi 14 lantai tersebut tak lama lagi tuntas dikerjakan.
Secara kasat mata, gedung pencakar langit pertama di Sultra itu sudah siap digunakan. Lantainya sudah terpasang tegel hingga tingkat ketujuh. Tangga lift-nya juga sudah bisa digunakan.
Hanya sayangnya, bangunan yang strukturnya dikerja oleh PT Brantas Abipraya tersebut ternyata belum memiliki instalasi sanitasi atau jaringan pembuangan limbah manusia. Bahkan, biotank atau tempat penampungan limbah juga belum tersedia.
Hal itu terungkap saat sejumlah anggota DPRD Sultra, Selasa, 18 Februari 2020 menyambangi gedung Tower Bank Sultra. Kunjungan dewan tersebut dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Sultra Herry Asiku.
Ikut dalam kunjungan tersebut sejumlah anggota dewan antara lain Farhana Mallawangan, Sudirman, Jumardin, Abdul Salam Sahadia, Syamsul Ibrahim, Parmin Dasir, Yudhianto Mahardika, dan anggota dewan lainnya.
Dalam kunjungan ini, para anggota dewan sempat melihat-lihat kondisi gedung sampai di lantai 14. Tegel lantai baru terpasang sampai lantai 7. Sedangkan lantai 8 sampai 14 belum terpasang.
Saat pertemuan singkat antara anggota dewan dan manajemen Bank Sultra yang disaksikan pihak OJK Sultra, Herry Asiku menyampaikan bahwa kunjungan mereka hanya ingin mengetahui persoalan yang terjadi sehingga Tower Bank Sultra belum difungsikan hingga saat ini.

Menurut Herry Asiku, pihaknya siap memberikan support agar gedung Tower Bank Sultra segera dimanfaatkan. “Kalau bangunan ini sudah difungsikan maka secara otomatis akan mendatangkan PAD yang banyak. Makanya hari ini kami datang untuk memastikan apa masalahnya sehingga belum terpakai,” katanya.
Menanggapi hal itu, Plt Direktur Utama Bank Sultra Abdul Latif menjelaskan bahwa tahap awal pekerjaan pembangunan gedung sudah selesai, dengan anggaran yang digunakan sudah mencapai Rp 116 miliar bersumber dari keuntungan Bank Sultra.
Hanya, kata dia, masih ada beberapa bagian yang perlu mendapatkan perbaikan. Dengan tanpa menyebutkan bagian mana dimaksud, Abdul Latif mengatakan pihak kontraktor saat ini sementara melakukan perbaikan.
“Kontrak awal memang anggarannya kurang lebih Rp 116 miliar, sudah PHO. Retensinya Rp 5,8 miliar, kita masih tahan,” kata Abdul Latif.
Pekerjaan penyelesaian pembangunan gedung tidak sampai di situ. Menurut Latif masih ada tahap kedua. Item kegiatannya meliputi interior, pengadaan mebel, landscape, dan instalasi sanitasi termasuk biotank-nya.
“Tapi karena ada pergantian komisaris, ini sedikit tertunda,” katanya.
Divisi Umum Bank Sultra, Mickel Mappatunru, merinci, anggaran yang dibutuhkan untuk tahap lanjutan ada sekitar Rp 37 miliar yang terdiri atas pekerjaan landscape Rp 7 miliar, interior Rp 5 miliar, mebel Rp 5 miliar, jaringan sanitasi, dan lainnya.
Abdul Latif menambahkan, Tower Bank Sultra ditargetkan sudah bisa dimanfaatkan tahun 2020 ini, karena itu pihaknya butuh dukungan dewan. Apalagi, dalam setiap bulan, dibutuhkan anggaran sekitar Rp 100 juta untuk biaya listrik.
Latif juga menyampaikan, pekerjaan tahap kedua akan berjalan setelah melakukan review terhadap pekerjaan tahap awal. Olehnya itu pihaknya meminta bantuan BPKP Perwakilan Sultra untuk dilakukan audit.
“Kontraktornya sudah datang. Apapun hasil review-nya mereka siap menindaklanjuti,” katanya.
Sementara itu, dari pihak OJK, Maulana, mengatakan, pekerjaan finishing pembangunan gedung Tower Bank Sultra ini harus digenjot dan dipercepat.
Jika tidak, maka kata dia, bangunan tersebut akan masuk dalam kategori aset terbengkalai. “Dan itu akan berpengaruh terhadap keuntungan Bank Sultra,” katanya. (jie)