panjikendari.com – Ada saja rintangan datang menghadang ketika seseorang sudah menanjak sukses. Ibarat pepatah, semakin tinggi pohon maka semakin kencang angin yang menerpanya.
Kondisi itu pasti akan dialami semua orang, baik mereka yang bergelut di dunia bisnis maupun di jenjang karier atau profesi manapun. Tinggal bagaimana setiap individu menghadapinya dengan cerdas.
Fardan Lakare, seorang pengusaha sukses minuman segar dan sehat “Kamekoku”, asal Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, tidak asing lagi dengan yang namanya tantangan semacam itu. Sering.
Teranyar, Minggu, 4 November, putra kelahiran Kondongia, Kabupaten Muna, tersebut kembali diserang dengan isu-isu yang dapat menjatuhkan nama baiknya dan juga usahanya.
Melalui media sosial, baik facebook maupun Instagram, yang kemudian tersebar melalui grup-grup WhatsApp, Fardan Lakare dikabarkan atau diisukan akan menyelenggarakan kontes gay dan lesbian tingkat internasional di Sultra.
Melalui informasi itu, disampaikan bahwa bersama “Kamekoku”, dalam rangka menyambut tahun baru 2019, akan diselenggarakan pemilihan gay sex dan lesbian berhadiah.
Berikut hasil screenshot tentang informasi penyelenggaraan pemilihan gay dan lesbian tersebut:
Menanggapi hal itu, Fardan Lakare membantah adanya status-status tentang pelaksanaan pemilihan gay sex dan lesbian tersebut.
“Itu tidak benar, saudaraku. Mereka sengaja lagi ingin menghancurkan nama baik saya. Ada yang ingin menjatuhkan saya. Sudah sering seperti itu. Mungkin mereka tidak senang dengan usaha saya,” ungkap Fardan, kepada jurnalis panjikendari.com, Minggu, 4 November 2018.
Fardan mengaku kaget dengan adanya postingan pengumuman itu, yang diupload melalui grup facebook oleh pemilik akun Rahman Ashar.
Menurut Fardan, akun facebook Rahman Ashar adalah merupakan akun facebooknya yang dihack oleh orang tidak bertanggung jawab sejak tahun 2016.
Sejak dihack, lanjut Fardan, akun tersebut sering menyebarkan hal-hal yang tidak menyenangkan, baik bagi diri pribadi Fardan sendiri maupun bagi orang lain.
“Saya sudah pernah laporkan ke Polda Sultra, bahkan sampai ke Mabes Polri. Namun sampai saat ini belum ada kejelasan bagaimana hasilnya,” ungkap Fardan.
Rupanya, pihak kepolisian sepertinya belum berhasil meredam aksi-aksi jahat pengguna/hacker akun facebook Rahman Ashar. Pasalnya, dia mulai berulah lagi dengan menyebarkan informasi yang menyesatkan dan merusak privasi orang.
Bagi Fardan, masalah terkait informasi kontes gay dan lesbian yang disebar dengan mengatasnamakan dirinya adalah sebuah cara yang dilakukan untuk merusak usaha minuman “Kamekoku” miliknya yang sudah berkembang.
Sekadar diketahui bahwa Fardan Lakare merupakan pengusaha sukses yang berhasil menyulap air hasil sadapan pohon enau/aren menjadi minuman segar dan sehat.
Air hasil sadapan pohon aren tersebut biasa dikenal dengan Kameko, yaitu minuman beralkohol yang sangat terkenal di Kabupaten Muna.
Kameko akan menjadi minuman memabukkan jika dicampur dengan kulit bakau kering.
Melalui kreativitas dan resep milik Fardan Lakare, Kameko yang biasa disuling menjadi arak atau tuak, kini bisa dikonsumsi sebagai minuman segar, sehat, dan berenergi.
Jika dahulu orang mengenalnya dengan Kameko yang memabukkan, maka sekarang tidak lagi, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan.
Di tangan Fardan, Kameko yang disadap tanpa kulit bakau kering alias buli, diracik dengan campuran susu, creamer, coklat, gula pasir, dan kulit manggis, menghasilkan minuman yang luar biasa, dengan merek dagang “Kamekoku.”
Tidak main-main, Kamekoku yang dikemas dalam botol 250 ml sudah menembus pasar internasional, seperti, Singapura, Malaysia, Thailand, dan negara-negara tetangga lainnya.
“Harga per botol Rp 15.000. Cocok diminum oleh seluruh kalangan usia, sampai anak bayi juga bisa minum,” katanya.
Di tengah minuman Kamekoku sedang naik daun, dan bahkan telah ditetapkan sebagai produk unggulan nasional, malah muncul orang-orang yang naik ‘pitam’. Seolah mereka mabuk melihat prospek bisnis Kamekoku yang menggiurkan.
“Saya mau bagaimana lagi (tentang isu pemilihan gay), saya mau lapor lagi polisi, nah laporanku yang dulu belum ada hasilnya.”
“Yah, kita bersabar saja. Sambil kita berdoa mudah-mudahan itu orang dia cepat sadar, dia insaf. Nda ada untungnya dia ganggu-ganggu orang seperti itu. Hanya dosa yang dia dapat,” tutup Fardan.
Penulis: Jumaddin Arif