panjikendari.com – Dunia penerbangan Indonesia kembali berduka. Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
Musibah ini tentu mengundang kekhawatiran bagi masyarakat pengguna moda transportasi udara di negeri ini.
Akankah peristiwa naas ini secara signifikan dapat mempengaruhi intensitas penerbangan dan tingkat pengguna jasa transportasi ‘burung besi terbang’ itu?
Di Bandar Udara (Bandara) Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), penerbangan pesawat Lion Air tetap berjalan normal pasca-insiden jatuhnya pesawat Lion Air JT 610.
Station Manager Lion Air Kendari, Hendra Diannanjaya, menyampaikan, intensitas penerbangan Lion Air di Bandara Haluoleo Kendari tetap berjalan normal dengan total 26 flight per hari; 13 yang datang dan 13 yang berangkat.
“Kemarin, kita full seat sampai flight terakhir. Hari ini pun seperti itu. Rata-rata full seat. Jadi nda ada pengaruhnya (dengan insiden pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh),” ungkap Hendra, saat dihubungi jurnalis panjikendari.com, Kamis, 31 Oktober 2018.
Namun demikian, Hendra meyakini, pasca-kejadian tersebut pasti ada perasaan trauma pada calon-calon penumpang. Bagi Hendra, perasaan trauma adalah hal yang wajar. “Kalau trauma pasti ada. Dan itu sesuatu yang wajar sebagai manusia biasa,” ujarnya.
Bagi Hendra, kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 adalah takdir yang tidak bisa terhindarkan. Meskipun pesawatnya baru beroperasi dua bulan, kata Hendra, kalau Tuhan sudah berkehendak, tidak ada satupun yang bisa mengelak.
“Nanti kita lihat hasil investigasi yang saat ini sedang dilakukan, bagaimana kesimpulannya, faktor apa yang menyebabkan sehingga terjadi seperti itu,” katanya.
Hendra tidak ingin memprediksi kemungkinan penyebab kecelakaan. Hanya saja, dia mengimbau kepada para calon penumpang pesawat untuk mematuhi apa yang dilarang saat berada dalam pesawat.
“Masyarakat perlu mengetahui bagaimana penggunaan handphone, power bank, dan laptop di atas pesawat, yang dapat membahayakan penerbangan. Makanya masyarakat harus paham dengan hal-hal seperti itu.”
“Karena jangan sampai dengan adanya penggunaan barang-barang seperti itu di atasa pesawat bisa memicu terjadinya hal-hal yang kita tidak inginkan. Soalnya banyak pengalaman,” terang Hendra.
Karena itu, Hendra mengimbau kepada pengguna jasa penerbangan, agar hal-hal kecil yang sudah dianjurkan oleh pemerintah untuk dilaporkan ke pihak maskapai, harus dijalankan demi keselamatan semua.
Pada kesempatan itu, Hendra menyampaikan bahwa dengan image negatif yang sedang dihadapi saat ini, Lion Air tetap berkomitmen menjalankan kewajibannya dalam memberikan pelayanan perjalanan udara kepada masyarakat dengan sebaik mungkin.
“Meskipun situasi perekonomian kita sedang kurang baik, dengan kondisi naiknya dollar, naiknya harga avtur, tapi kita tetap mengimbangi agar perjalanan masyarakat tidak terganggu,” tutup Hendra.
Penulis: Jumaddin Arif