panjikendari.com – Kapal rombongan pejabat pemerintah Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra), yang meliputi para kepala dinas, kepala desa, dan sejumlah ASN lainnya, Jumat 19 Oktober 2018, mengalami mati mesin di tengah laut.
Kapal Super Jet 10 yang memuat 81 orang tersebut mengalami mati mesin dalam perjalanan pulang dari Pelabuhan Sikeli, Kabaena, menuju ibukota Bombana, Kasipute, melalui dermaga Puulemo, Poleang Timur.
Diketahui, rombongan yang juga terdapat sejumlah wartawan, baru saja pulang dari menghadiri Festival Tangkeno 2018 di Desa Lengora, Kecamatan Kabaena Tengah, sebagai salah satu rangkaian perayaan HUT ke-15 Kabupaten Bombana.
Salah seorang wartawan media cetak lokal, Fardin, saat dihubungi jurnalis panjikendari.com menceritakan, mereka berangkat dari pelabuhan Sikeli sekitar 11.30 Wita.
Baru sekitar sejam perjalanan, kapal tiba-tiba mati mesin. “Tidak tau mi apanya yang rusak. Katanya ada mangko (mangkuk) di mesin yang pica (pecah). Nda tau mangko apakah itu,” kesal Fardin dengan dialek khasnya.
Akibatnya, mesin kapal tidak bisa hidup lagi. Sekitar tiga jam kapal terombang-ambing. Menurut Fardin, mesin kapal bisa hidup kembali sekitar pukul 15.00 Wita, setelah datang bantuan dari pihak Syahbandar yang memperbaiki mesin.
“Sudah bisa mi. Kita sudah jalan. Tapi itu mi, mesinnya tidak seperti tadi. Pelan sekali dia jalan,” tutur Fardin, saat dikroscek kembali oleh panjikendari.com tentang keadaan mereka setelah beberapa lama kemudian.
Atas kejadian ini, Fardin menyalahkan pihak Syahbandar yang mengizinkan kapal untuk memuat penumpang tanpa memeriksa terlebih dahulu kondisi kapal. “Untuk tidak terjadi apa-apa. Kalau ada sesuatu tadi, Syahbandar harus bertanggung jawab,” kesal Fardin.
Senada dengan Fardin, wartawan media cetak lokal lainnya yang ikut dalam rombongan, Rudi, juga menyayangkan pihak Syahbandar yang terkesan lalai dan ceroboh dalam menjalankan tugasnya.
Mestinya, kata dia, pihak Syahbandar memastikan terlebih dahulu kelayakan kapal, apakah layak berlayar atau tidak. “Untung pak bupati sama rombongannya sudah duluan naik speed tadi pagi,” tukas Rudi.
Menurut Rudi, kapal Super Jet 10 ini mestinya sudah tidak layak beroperasi karena kondisi kapal sudah tua. Mesinnya sudah tidak normal lagi.
“Karena belum lama ini saya naik juga kapal ini, waktu menyeberang dari Kasipute ke Kabaena. Sebelum tiba di Pelabuhan Sikeli, Kabaena, mesinnya juga mati. Jadi ini kapal sebenarnya dipaksakan untuk berlayar,” kata Rudi.
Olehnya itu, Rudi meminta kepada Syahbandar untuk mengevaluasi kembali kelayakan kapal ini agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan kedepannya.
Penulis: Jumaddin Arif