Kendari, panjikendari.com – Mahasiswa Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari berencana menanam pohon di salah objek wisata di Sultra yakni Pulau Bokori.
Pulau Bokori merupakan salah satu destinasi wisata bahari kebanggaan Sulawesi Tenggara yang terletak di Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe.
Pulau kecil tengah laut dengan luas 2,5 hektare itu memiliki daya tarik tersendiri. Dikelilingi pantai dengan pasir putihnya, ditambah airnya yang biru, mengundang hasrat pengunjung untuk berlama-lama di sana.
Makanya jangan heran, objek wisata yang mulai disentuh pemerintah provinsi Sultra pada tahun 2014 ini, kini mulai ramai dikunjungi para wisatawan, tak terkecuali wisatawan mancanegara.
Hanya saja, dibalik nilai eksotis baharinya yang tinggi, objek wisata Pulau Bokori memiliki kekurangan yang masih membutuhkan sentuhan dari pemerintah atau para penggiat lingkungan.
Suasananya yang agak gersang karena minim pepohonan, terkadang menjadi penyebab munculnya kontroversi hati. Masih ingin berlama-lama menikmati panoramanya, tapi suasana gerah dan panas memaksa ingin pulang.
Atas dasar itulah, mahasiswa Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari berencana menghijaukan Pulau Bokori.
Pengajar FHIL UHO Kendari, Prof Dr Ir Hj Husna Faad Maonde MP, menyampaikan, dalam waktu dekat, pihaknya akan melakukan bakti sosial penanaman pohon di pulau tersebut.
“Insya Allah kalau tidak ada halangan, dalam waktu dekat ini kita akan melakukan penanaman pohon di Pulau Bokori, dengan melibatkan adik-adik mahasiswa FHIL,” ungkap Prof Husna, di sela-sela praktik lapangan mengidentifikasi Ektomikoriza di bawah tegakan pohon pinus Kantor Gubernur Sulawesi Tenggara, Sabtu, 2 Desember 2017.
Menurut mantan Dekan Fakultas Pertanian UHO ini, kegiatan penanaman pohon ini dilakukan, selain sebagai salah satu bentuk pengabdian terhadap masyarakat, juga mengajak mahasiswa dan masyarakat untuk peduli lingkungan.
Prof Husna mengaku, sudah ada ratusan bibit pohon jenis Cemara Laut dan Bintaro yang disiapkan untuk ditanam di sana.
Bibit-bibit pohon tersebut, lanjut dia, telah terinfeksi cendawan atau fungi mikoriza yang dikembangkan di Laboratorium Lapangan FHIL UHO Kendari. Aplikasi Mikoriza ini akan memberikan manfaat dalam perkembangan dan pertumbuhan tanaman, pada kondisi salinitas tinggi sekalipun.
Ketua Asosiasi Mikoriza Indonesia (AMI) Cabang abang Sultra ini menjelaskan, fungi Mikoriza dan akar tanaman hidup secara simbiosis mutualis, saling memberikan manfaat.
Cendawan mikoriza, kata dia, memperoleh pasokan karbon dan energi dari akar, sebaliknya mikoriza membantu akar menyerap hara dan air di dalam tanah.
“Dengan aplikasi mikoriza ini, kita berharap bibit pohon yang akan kita tanam nanti bisa tumbuh dan berkembang dengan baik,” katanya.
Mengenai pemeliharaan dan perawatan, Prof Husna berpikir akan memberdayakan masyarakat lokal untuk menjaga dan memelihara tanaman.
“Kita kasih gaji. Nanti kita sisihkan. Dari pribadi saya juga tidak masalah. Kita ingin kedepan Pulau Bokori bisa terasa sejuk. Pengunjung bisa nyaman berwisata di sana. Tidak terganggu dengan terik matahari seperti sekarang,” harapnya. (Jie)