panjikendari.com – Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) bersama NSLIC-NSELRED dan Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Rabu 10 Juli 2019, melakukan panen perdana sayur organik sekaligus melaunching Kampung Organik di Desa Aunupe, Kecamatan Wolasi.
Kegiatan tersebut dilakukan oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Konawe Selatan, Nana Sudarna STP, didampingi oleh Tim Proyek NSLIC-NSELRED wilayah Sulawesi Tenggara dan Pemerintah Desa Aunupe.
Launching Kampung Organik dilakukan sebagai wujud pelaksanaan proyek perubahan Diklat Pim III angkatan 1 Tahun 2019 oleh Budi Santoso, SP. M.Si, bertujuan mensosialisasikan sistim budidaya organik, bertolak dari permasalahan kelangkaan pupuk subsidi dan pupuk non subsidi yang harganya cukup mahal dirasakan oleh petani.
Pelaksanaan Kegiatan pendampingan Desa Aunupe sebagai Kampung Organik ini dimulai tanggal 13 Mei 2019 –11 Juli 2019. Beberapa stakeholder yang terlibat aktif secara garis besar adalah Pemda Kabupaten Konawe Selatan, Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari dan Proyek NSLIC-NSELRED Wilayah Sulawesi Tenggara, serta Pemerintah Kecamatan Wolasi dan Pemerintah Desa Aunupe, termasuk seluruh petani sebagai subyek utama dalam pelaksanaan program ini.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kab. Konawe Selatan, Nana Sudarna STP, dalam sambutannya sangat mengapreseasi stakeholder dari Proyek NSLIC-NSELRED dan UHO Kendari, Pemerintah Desa Aunupe dan Kecamatan Wolasi serta PPL BPP Wolasi dan seluruh petani yang terlibat dalam program hingga ini yang terdiri 8 kelompok tani yang ada.
Menurutnya, kegiatan ini sejalan dengan pola pembangunan Kabupaten Konawe Selatan yang menerapkan pola pembangunan berbasis kawasan. Salah satu kawasan yang menjadi fokus Kawasan Perdesaan Pertanian Organik Wolasi, Kabupaten Konawe Selatan (SK. Bupati No: 050.13/201 tahun 2017) yang terdiri Desa Wolasi, Desa Mataolasi, Desa Aoma, Desa Ranowila, Desa Amoito Jaya, Desa Aunupe, Desa Lelekaa, dan Desa Lalosingi.
Kata dia, pihaknya siap meneruskan program hingga tujuan jangka panjang Kecamatan Wolasi sebagai kawasan perdesaan pertanian organik dapat terwujud. “Kita juga siap memprogramkan bantuan peralatan dan pengapuran serta terus mengadakan pendampingan di tahun-tahun kedepan,” katanya.
Sebagai wujud keseriusan pemerintah daerah dalam meneruskan kegiatan ini, ada beberapa kegiatan yang masih berjalan sampai saat ini, yakni, penyusunan perencanaan penataan desa/kampung organik Aunupe untuk dasar mempersiapkan agrowisata organik di Kabupaten Konawe Selatan, bekerjasama dengan tenaga ahli dari Fakultas Pertanian dan Fakultas Peternakan UHO Kendari dan Proyek NSLIC-NSELRED wilayah Sulawesi Tenggara, serta Universitasitas Muhammadiyah Kendari dalam mendampingi proses pemasaran produk-produk pertanian organik di Desa Aunupe.
Dalam acara Panen Perdana Sayuran Organik, ada beberapa sayuran yang sempat dipanen, yaitu, sawi, kacang panjang, paria, tomat, kangkung, serta labu.
Para petani sangat bersyukur dengan pendampingan yang dilakukan dalam dua bulan terakhir ini, seperti pelatihan pembuatan pupuk organik, pelatihan pembuatan pestisida nabati dan agen hayati, serta pelatihan budidaya organik (demplot sayur organik) yang menggunakan bahan-bahan yang tersedia di sekitar desa, seperti kotoran ternak dan sisa-sisa tanaman hasil panen yang biasanya dibakar dan dibuang.
Kotoran ternak dan sisa-sisa tanaman hasil panen saat ini sudah menjadi nilai ekonomis sebagai pengganti pupuk dan pestisida buatan pabrik yang bersifat racub bagi tanaman dan juga racun buat manusia bagi yang mengkonsumsi sayuran yang dibudidayakan secara konvensional.
Mereka berharap, kegiatan ini masih terus dilanjutkan karena banyak aspek yang masih perlu pembenahan Desa Aunupe sebagai kampung organik dan Kecamatan Wolasi sebagai kawasan pengembangan pertanian organik. (rls/jie)