panjikendari.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kendari mencatat, kerugian akibat banjir ditaksir mencapai Rp 1,5 miliar, mulai dari kerusakan barang-barang, peralatan korban, hingga fasilitas umum.
Hal itu disampaikan Kepala BPBD Kota Kendari, Suhardin, kepada panjikendari.com, Jumat, 29 Juni 2018.
Menurut Suhardin, banjir yang terjadi di Kota Kendari dalam beberapa hari ini merendam ratusan rumah. Korbannya mencapai 543 kepala keluarga (KK) atau 2.400-an jiwa.
“Datanya ada di posko. Korban sudah mencapai 543 KK, terdiri dari 2.400 lebih jiwa. Itu data sementara karena kita belum hitung semua. Kerugian materi kita taksir mencapai Rp 1,5 miliar,” ungkap Suhardin.
Ia menyebutkan, korban banjir tersebut tersebar di sejumlah kecamatan, yakni, Kecamatan Baruga, Kambu, Poasia, Kendari Barat, Kendari, Wuawua, Kadia, dan Kecamatan Abeli.
Dari beberapa wilayah itu, korban banjir Kelurahan Lepolepo, Kecamatan Baruga, paling banyak korbannya. Menurut catatan BPBD, ada 75 rumah yang terendam di sana yang dihuni 100 KK, terdiri dari 418 jiwa.
“Di Abeli, itu di Kelurahan Lapulu. Tapi kami batu terima laporan bahwa di sana juga terjadi banjir. Saya sudah sampaikan kepada pak lurahnya untuk mencatat data-data korban serta kerugiannya, supaya kita bisa tindaklanjuti,” tuturnya.
Sejauh ini, kata Suhardin, BPBD Kota Kendari bersama instansi teknis terkait, baik instansi teknis lingkup pemerintah provinsi Sulawesi Tenggara maupun Kota Kendari, secara terpadu telah bekerja membantu para korban banjir.
“Di beberapa lokasi banjir seperti di bantaran Sungai Wanggu Lepolepo, kita sudah buatkan tenda pengungsian, dapur umum, air bersih sudah siap. Obat-obatan dan pelayanan kesehatan juga sudah siap di sana.”
“Kita juga akan segera salurkan bantuan pangan berupa beras dan mie instan untuk sekedar membantu para korban banjir,” katanya.
Korban banjir sendiri, kata Suhardin, masih mengungsi di tenda-tenda yang telah disediakan serta di rumah-rumah keluarga yang berada di ketinggian. (jie)