panjikendari.com – Menjelang pemilihan gubernur (Pilgub) Sulawesi Tenggara (Sultra) tanggal 27 Juni 2018, sejumlah lembaga survei mempublikasikan hasil surveinya terhadap elektabilitas dan popularitas tiga pasang calon gubernur dan wakil gubernur yang ikut kontestasi pilgub Sultra.
Namun demikian, Sekretaris PAN Kota Kendari, Samsuddin Rahim, mengajak masyarakat untuk tidak gampang percaya dengan hasil survei.
Melihat fenomena dimana sejumlah lembaga merilis hasil surveinya menjelang hari H pemilihan, Samsuddin Rahim menilai, ada upaya yang dilakukan untuk menggiring opini publik.
“Seolah-olah yang tinggi hasil surveinya akan jadi pemenang, sehingga masyarakat ikut-ikutan memilih yang tinggi hasil surveinya. Itu maksudnya menggiring opini publik,” kata Samsuddin Rahim, Senin, 25 Juni 2018.
Menurut Ketua DPRD Kota Kendari ini, cara serupa pernah dilakukan pada pemilihan wali kota dan wakil wali kota Kendari. Sejumlah lembaga survei mengumumkan hasil surveinya.
Saat itu, kata dia, ada calon tertentu paling tunggi hasil surveinya. “Tapi setelah tiba pemilihan, pasangan lain yang menang,” terang politikus PAN itu.
Karena itu, Samsuddin Rahim lagi-lagi mengajak masyarakat untuk gampang percaya dengan hasil survei.
Menurut dia, biarkanlah masyarakat memilih pemimpinnya sesuai dengan hati nuraninya. Lagi pula, lanjut dia, masyarakat sudah cerdas dalam menentukan pilihannya.
“Sekarang masyarakat sudah pintar, sudah tau sosok figur seperti apa yang layak memimpin Sultra,” terang Tim Pemenangan Paslon Asrun-Hugua ini.
Samsuddin Rahim menyampaikan, hasil survei merupakan produk ilmiah yang harus dapat dipertanggungjawabkan. Hanya saja, akan menjadi janggal, kata dia, jika hasil survei lembaga yang satu berbeda dengan hasil survei lembaga yang lain.
Lagi pula, Samsuddin memahami bahwa sejatinya hasil survei hanya sebagai referensi bagi tim dalam merumuskan langkah-langkah strategis, berdasarkan rekomendasi lembaga survei.
“Bukan untuk digembar-gemborkan ke publik. Kalau sudah dipublish ke permukaan seperti itu kan sudah tendensius. Jadi sudahlah, jangan terlalu panik sampai harus melakukan propaganda. Biarkan masyarakat memilih sesuai pilihan hati nuraninya,” tutup Samsuddin Rahim. (jie)