panjikendari.com– Produksi kacang tanah di Kecamatan Kontunaga Kabupaten Muna masih sangat rendah. Padahal kondisi tanah yang kering di wilayah itu cukup potensial untuk budidaya tanaman kacang tanah. Teknik budidaya yang tidak memadai menjadi salah satu penyebabnya. Hal itulah yang memotivasi empat dosen Universitas Halu Oleo memilih lokasi itu untuk melaksanakan program kemitraan masyarakat (PKM).
Program itu dilakukan dengan memanfaatkan teknologi inovatif hasil penelitian dari perguruan tinggi, berupa bioteknologi pemupukan yang memanfaatkan sumber daya lokal.
Tim pelaksana PKM yang terdiri dari Dr. Nini Mila Rahni sebagai ketua, Zulfikar S.P., M.P., Asniah S.P., M.Si., Munirwan Zani S.P., M.Si., masing-masing sebagai anggota melibatkan dua kelompok wanita tani dalam program itu. Mulai dari sosialisasi, bimbingan teknis, demonstrasi, hingga pembuatan demplot budidaya kacang tanah.
“Ada beberapa permasalahan yang kami temukan di wilayah itu yakni kesuburan lahan akibat degradasi, penggunaan pupuk kimia yang berlebihan, pengetahuan petani yang terbatas serta budidaya yang masih konvensional. Hal itu menjadi penyebab rendahnya produktivitas tanaman kacang tanah sehingga juga berpengaruh pada kesejahteraan para petani. Makanya kami memberikan solusi melalui pemanfaatan inovasi teknologi sederhana berupa pupuk berbasis vegetasi sekunder Biokom Plus dengan harapan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi para petani,” ungkap Ketua PKM Dr. Nini Mila Rahni, S.P.,M.P.
Pelaksanaan PKM di Kecamatan Kontunaga kata dia difokuskan pada pemberdayaan masyarakat khususnya kelompok wanita tani untuk mendesiminasikan inovasi Biokom plus yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam budidaya tanaman kacang tanah.
“Biokom plus merupakan teknologi tepat guna hasil penelitian dari tim pelaksana dengan memanfaatkan sumber daya lokal vegetasi sekunder, kotoran ternak dan organisme indigenous yang banyak tersedia di lokasi mitra dan belum termanfaatkan secara maksimal. Aplikasi Biokom plus dapat menjadi upaya kongkrit untuk memperbaik sifat fisik kimia dan biologi tanah dan meningkatkan hasil tanaman kacang tanah dengan tetap memperhatikan konsep pertanian berkelanjutan,” tambah Nini Mila Rahni.
PKM ini lanjut dosen Fakultas Pertanian UHO Kendari itu dilaksanakan selama enam bulan dalam dua tahap kegiatan. Pada tahap pertama dilakukan sosialisasi dan penyuluhan, demonstrasi dan bimbingan teknis serta pembuatan biokom siap pakai. Pada tahap kedua akan dibuat demplot aplikasi biokom plus, bimbingan intensif, monitoring, evaluasi dan pelaporan.
Melalui PKM diharapkan memberi pengetahuan masyarakat tentang faktor penyebab terjadinya degradasi, meningkatkan pengetahuan tentang sistem pertanian berwawasan lingkungan, menghasilkan biokom siap pakai, meningkatkan produksi kacang tanah dan meningkatkan pendapatan petani. (fya)