panjikendari.com – Setelah sukses mengembangkan pemeliharaan ikan nila organik, dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari kini fokus mengembangkan bisnis budidaya ikan Nila Larasati berbasis aquaponik moderen.
Kegiatan tersebut merupakan program pengabdian kepada masyarakat UHO Kendari yang didukung oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) melalui Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK).
Rektor UHO Kendari, Prof. Dr. Muhammad Zamrun Firihu, M.Si.,M.Sc. melalui Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Pengembangan, dan Kerjasama, Armid, S.Si.,M.Si.,M.Sc.,DSC, menyampaikan dukungannya terhadap pengembangan usaha ikan nila organik yang dilakukan oleh para dosen FPIK UHO Kendari.
“Kita sangat apresiasi apa yang dilakukan teman-teman dosen, terutama dalam program pengembangan ikan nila ini. Pada prinsipnya, universitas sangat mendukung kreativitas dan inovasi yang dilakukan oleh para dosen dalam rangka meningkatkan sumber daya dan kualitas kampus,” katanya, saat menghadiri panen perdana ikan Nila Larasati, di kolam produksi FPIK UHO Kendari, Rabu 2 Oktober 2019.
Menurutnya, pengembangan kewirausahaan yang dilakukan para dosen dan mahasiswa perlu mendapat perhatian serius. Paling tidak, katanya, hal ini dapat menciptakan peluang bisnis melalui produk intelektual kampus yang tentunya dapat mendatangkan pendapatan.
“Universitas sangat mengapresiasi (usaha ikan Nila Larasati FPIK UHO), red). Kita berharap, kegiatan pengembangan kewirausahaan seperti ini dapat diterapkan di fakultas lain dengan produk berbeda sesuai keilmuan masing-masing,” harapnya.
Dekan FPIK UHO Kendari, Prof. Ir. H. La Sara, M.Si.,Ph.D., mengatakan, dari segi pendanaan, program pengembangan usaha Ikan Nila Larasati ini tidak hanya didukung dari Kemenristekdikti namun peran universitas melalui inisiasi FPIK UHO cukup besar.
Bagi kampus, kata Prof La Sara, program seperti ini merupakan kegiatan produktif ilmiah yang bertujuan merangsang orang lain terutama dosen-dosen dan mahasiswa untuk melakukan hal serupa.
“Sehingga, kedepan, kegiatan akademis di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan harus benar-benar bergerak dengan cepat. Masih banyak ruang-ruang yang perlu dikembangkan kedepan, seperti pembenihan, teknologi pakan, dan lain-lain. Dan pihak fakultas siap mendorong kearah sana,” terangnya.
Dengan demikian, kata dia, kedepan, usaha ikan nila organik ini dapat menjawab kebutuhan konsumen masyarakat di luar kampus. Disamping itu, teknik budidaya ikan nila berbasis teknologi aquaponik moderen ini dapat menjadi sarana yang bermanfaat, baik bagi mahasiswa maupun bagi dosen.
Prof La Sara berharap, program ini dapat menarik perhatian masyarakat dari luar kampus yang ingin belajar berwirausaha dalam menciptakan dan mengembangkan bibit ikan unggul dengan teknologi moderen.
Untuk diketahui, pengembangan usaha budidaya Ikan Nila Larasati FPIK UHO Kendari ini dilaksanakn oleh tim dosen; La Ode Abdul Rajab Nadia, S.Pi.,M.Sc sebagai ketua, beranggotakan masing-masing; Wa Ode Piliana, S.Pi.,M.Si, Rosmawati, S.Pi.,M.Si, dan La Ode Muhamad Hazairin Nadia, S.Pi.,M.Si.
Pada Rabu kemarin, dilakukan panen perdana setelah kurang lebih tiga bulan dilakukan pemeliharaan. Tim dosen pelaksana program memanfaatkan dua kolam produksi milik FPIK. Populasi ikan yang dipelihara berjumlah 6.000 ekor untuk dua kolam tersebut.
Dosen FPIK UHO Kendari sekaligus ketua tim pelaksana program, La Ode Abdul Rajab Nadia, S.Pi.,M.Sc, menyampaikan, kegiatan pengembangan budidaya Ikan Nila Merah Larasati ini berbasis aquaponik.
Kata dia, unsur hara yang terkandung dalam air kolam yang dihasilkan melalui budidaya ikan, dimanfaatkan sebagai nutrisi tanaman perkebunan. “Jadi, disini ada juga budidaya tanaman kangkung dengan sistem hidroponik. Air kolam di-biofilter oleh tanaman dan kembali lagi ke kolam. Ada sirkulasi air,” terang Rajab.
Lebih jauh Rajab menjelaskan, Ikan Nila Merah Larasati ini merupakan varian baru, hasil perkawinana antara ikan Nila Merah Kunti dan ikan Nila Pandu. Direkayasa untuk mengatasi menururnnya stok ikan kakap merah di Indonesia.
“Nila Merah Larasti ini banyak keunggulannya, antara lain, struktur dagingnya sama dengan ikan kakap merah, teksturnya lebih tebal, pertumbuhannya 40 persen lebih cepat dibanding ikan nila lain, dan harganya mahal,” terang Rajab.
“Insya Allah, dengan bisnis budidaya ini, kita bisa memenuhi kebutuhan pasar di Sulawesi Tenggara,” kata Rajab.
Menurut Rajab, program ini untuk memotivasi mahasiswa calon wirausaha baru bagi mahasiswa terpilih yang mempunyai desain bisnis. Mahasiswa akan dilatih teknik budidaya ikan berbasis teknologi aquaponik dan dilatih tentang kewirausahaannya. (jie)
Komentar Facebook post