panjikendari.com – Setelah sebelumnya mengalami kebocoran data pengguna, Google+ kembali mengalaminya dan memutuskan menutup layanan ini empat bulan lebih awal dari waktu yang direncanakan.
Google+ akan ditutup pada bulan April mendatang, bukan bulan Agustus.
Menurut Google, celah data privasi pengguna Google+ telah memapar setidaknya 50juta akun penggunanya yang memungkinkan pihak ketiga membaca informasi nama,alamat email,pekerjaan, dan usia. Meskipun oleh pengguna Google+ tidak mempublikasikannya.
Pada bulan Oktober 2018 lalu, tercatat pihak ketiga mampu mengkonsumsi data pribadi pengguna Google+ selama tiga tahun berturut-turut, hal ini telah diketahui pihak Google sejak Maret namun baru diungkap ke khalayak ramai pada Oktober.
Sebagai tanggapan atas hal ini, Google berencana menghentikan layanan konsumen untuk Google+ setelah sebelumnya mereka berjuang keras untuk menyaingi kepopuleran media sosial lain seperti Facebook dan Twitter.
“Dengan ditemukannya bug baru ini, kami memutuskan untuk mempercepat penutupan semua layanan Google+ dari bulan Agustus menjadi bulan April”. ungkap David Thucker, Wakil Presiden Google untuk Manajemen Proyek, seperti dilansir oleh theverge.com.
Dengan ditutupnya layanan Google+ pada bulan April, pengguna masih diberi kesempatan selama dua bulan untuk membackup data-datanya, dan bagi non personal seperti institusi, sekolah, kampus atau perusahaan dapat memanfaatkan atau berlangganan ke versi lain dari Google+ yaitu Google Suite.
sumber: https://www.theverge.com/2018/12/10/18134541/google-plus-privacy-api-data-leak-developers