panjikendari.com – Muda dan kreatif. Itulah gambaran sosok Amran Labuea. Pemuda kelahiran Bolobuea, Buton Tengah, 5 Oktober 1992, ini memiliki kemauan yang keras untuk mencerdaskan anak bangsa.
Lahir dari keluarga sederhana, ia tak kehabisan ide untuk merealisasikan keinginannya memperkaya wawasan para generasi muda melalui gerakan literasi.
Selain Pustaka Kabanti yang sudah familiar sebagai komunitas literasi di Kota Kendari, Pustaka Jalanan milik Amran juga mulai dilirik anak-anak “penggila” buku.
Di sela-sela waktu luangnya, di saat tidak ada agenda kuliah di kampus, mahasiswa pascasarjana konsentrasi Pendidikan Sejarah Universitas Halu Oleo (UHO), ini memilih keluyuran dengan setumpuk buku di tas.
Pustaka Jalanan. Demikian ia menamai gerakan literasi yang ia lakoni. Sejak dibentuk pada Oktober 2017 lalu, sudah banyak anak sekolah maupun mahasiswa yang membaca buku koleksinya. Mulai dari komik, buku-buku sejarah, majalah, buku olahraga, dan lainnya.
“Tujuan didirikannya pustaka berjalan ini untuk berbagi ilmu dengan adik-adik yang masih duduk di bangku SD, SMP, SMA, bahkan yang sudah putus sekolah. Saya terinspirasi dari teman-teman pejuang literasi yang ada di daerah lain, yang sudah lebih dulu melakukan gerakan serupa, makanya saya buat juga di Sultra,” tutur Amran.
Untuk menyasar pembaca, Amran yang indekos di Lorong Salangga Kampus Baru UHO ini memilih lokasi-lokasi yang ramai dikunjungi, seperti taman kantor wali kota Kendari dan tugu UHO. Tak hanya dalam wilayah Kota Kendari, mahasiswa berdarah Buton itu juga melebarkan sayap literasi ke daerah lain seperti di Buton Tengah, Konawe Selatan, termasuk Konawe.
“Kalau di luar kota, biasanya saya memilih lapangan untuk mengajak adik-adik membaca buku-buku yang saya bawa,” katanya.

Dalam melancarkan aksinya memperjuangkan gemar membaca kepada anak-anak, Amran berkeliling dengan sepeda motor. Ratusan buku bacaan disimpannya dalam tas untuk dibawa serta.
Ia tak pernah mengeluh sedikitpun. Meski ia harus merogoh kocek pribadi untuk sesekali menambah jumlah koleksi buku yang ia miliki. Tentunya dengan berharap anak-anak tidak jenuh dengan buku bacaan yang ia bawa.
“Jadi kalau tidak ada jadwal kuliah baik pagi atau sore pasti saya keluar pakai motor dan bawa tas buku. Kalau yang jauh seperti di desa-desa, saya berangkat saat hari libur,” ucapnya.
Hingga saat ini, koleksi buku yang dimiliki Amran sekitar ratusan eksamplar. Buku-buku yang ia miliki kadang diperolehnya melalui kiriman teman-temannya dari Pulau Jawa. Tentu, ia juga sangat berharap dukungan dari berbagai pihak untuk membantunya menyuplai tambahan koleksi bacaan yang ia miliki.
Bagi Amran, gemar membaca mesti digalakkan sejak dini, untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang cerdas dan berwawan luas.
“Membaca adalah salah satu cara untuk memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan. Kalau semua orang sadar pentingnya membaca, tentu Indonesia akan memiliki generasi-generasi handal yang cerdas dan berprestasi. Dan itu adalah harapan dan cita-cita saya,” kata Amran.
Penulis: Hasmid
Editor : Sarfiayanti